Nyate
Posted by deKUAL Balinese Clothing
on
Monday, July 11, 2011
, under
Tradisi
|
comments (0)
Dalam bahasa Indonesia, Nyate berarti membuat sate. Kegiatan nyate dapat dilakukan pada saat apapun. Namun, untuk di Bali kegiatan ini sangat lumrah dilakukan menjelang hari raya Galungan. Tradisi Nyate dilakukan pada saat Penampahan Galungan. Tujuan dari Nyate yaitu untuk pelengkap banten (sesajen) yang akan digunakan saat hari raya Galungan. Nyate biasanya dilakukan oleh anggota keluarga laki - laki dari sebuah keluarga. Kegiatan nyate dimulai pertama dengan membuat bumbu, mengiris daging dan mencincangnya kemudian memarut kelapa. Setelah semua bahan siap, semua bahan dicampur sehingga menjadi adonan. Kemudian siapkan tusuk sate yang agak lebar, dan lilitkan adonan tersebut. Apabila semua adonan telah habis dililit, maka sate pun siap untuk dipanggang. Biasanya Nyate dibarengi dengan nglawar.
Nyadap Tuak
Posted by deKUAL Balinese Clothing
on
Monday, June 13, 2011
, under
Tradisi
|
comments (0)
Nyadap Tuak merupakan tradisi di Bali yang dilakukan untuk mencari air tuak (nira) yang terdapat di pohon aren, pohon kelapa atau pohon lontar. Tuak (nira) ini biasanya digunakan sebagai sarana upacara agama Hindu di Bali sebagai tabuh (pelengkap sarana untuk menetralisir kekuatan negatif). Selain itu, tuak digunakan untuk membuat gula merah atau dikonsumsi langsung. Nyadap tuak biasanya dilaksanakan pada pagi maupun sore hari. Untuk sekali menyadap tuak biasanya 1 pohon minimal menghasilkan 1 liter tuak. Sekali menyadap tuak diperlukan waktu kurang lebih 12 jam. Cara menyadap tuak ini yaitu : dengan memotong pangkal buah dari pohon yang akan disadap, kemudian diiris tipis dan dipukul dengan kayu dan letakkan tempat yang akan digunakan untuk menampung tuak di bawah pangkal buah.
Ngangon
Posted by deKUAL Balinese Clothing
on
Monday, June 6, 2011
, under
Tradisi
|
comments (0)
Ngangon merupakan salah satu tradisi di Bali yaitu mengembala sapi untuk mencari rumput dengan diiringi musik dari seruling. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh Pengangon (pengembala) yang merupakan anak kecil pemilik sapi. Sehingga di Bali, hal ini dikenal dengan cerita Rare Angon. Dalam tokoh pewayangan, kegiatan ngangon dilakukan oleh Krishna saat masih kecil. Kegiatan ini sudah jarang ditemui di Bali karena telah bergantinya sistem pertanian di Bali menjadi lebih modern. Namun hal ini, masih dapat dijumpai di desa - desa yang masih mempergunakan sistem pertanian tradisional. Suara seruling dari pengangon ini sangat merdu dan enak untuk didengar. Apabila sapinya sedang mencari makan, Sang Pengangon akan memainkan serulingnya di bawah pohon besar.
Ngelawang
Posted by deKUAL Balinese Clothing
on , under
Tradisi
|
comments (0)
Ngelawang merupakan salah satu tradisi umat Hindu di Bali yang dilakukan menjelang hari raya Galungan ataupun Kuningan dengan menarikan Barong Bangkung keliling desa / kampung. Penduduk dari kampung tersebut akan mengupah Barong Bangkung karena tarian tersebut dipercaya mampu menolak bala dan menetralisir kekuatan negatif. Tarian ini biasanya ditarikan di depan halaman rumah yang mengupah (menyewa) tarian Barong Bangkung. Ngelawang dilakukan oleh sekelompok penduduk desa, yang biasanya ditarikan oleh anak kecil maupun remaja. Kelompok ngelawang ini terdiri dari penabuh gamelan, penari Barong Bangkung (2 orang), pembawa tedung (payung) dan jauk (pengiring Barong Bangkung).Keunikan dari tradisi ngelawang adalah kegiatan ini hanya dilakukan setiap enam bulan sekali menjelang hari raya Galungan maupun Kuningan.
Melasti
Posted by deKUAL Balinese Clothing
on
Sunday, May 22, 2011
, under
Tradisi
|
comments (0)
Melasti / Mekiis adalah upacara yang dilakukan oleh umat Hindu di Bali empat atau tiga hari sebelum hari raya Nyepi. Upacara Melasti dilakukan untuk membersihkan lahir batin manusia dan alam, dengan jalan menghanyutkan segala kotoran menggunakan air kehidupan. Oleh karena itu prosesi sembahyang dilaksanakan pada sumber-sumber air. Upacara ini juga bertujuan memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa agar umat Hindu diberi kekuatan dalam melaksanakan rangkaian Hari Raya Nyepi. Pelaksanaan melasti biasanya dilakukan mulai dari tingkatan banjar atau desa. Upacara ini diikuti oleh kaum anak -anak, remaja, dewasa baik wanita maupun pria.
Tumpek Bubuh
Posted by deKUAL Balinese Clothing
on
Wednesday, May 18, 2011
, under
Hari Raya
|
comments (0)
Tumpek Bubuh merupakan salah satu hari raya umat Hindu di Bali. Tumpek Bubuh disebut juga dengan Tumpek Wariga, Tumpek Uduh maupun Tumpek Pengatag. Hari raya ini jatuh pada Sabtu kliwon wuku Wariga. Pada hari raya ini dilakukan upacara untuk menghormati tumbuh - tumbuhan. Hari ini merupakan hari turunnya Sanghyang Sangkara (manifestasi Hyang Widhi) yang menjaga keselamatan hidup seluruh tumbuh-tumbuhan. Sesajen dihaturkan kepada Ida Sanghyang Sangkara (Sanghyang Siwa Tunggal) karena Beliau mengembangkan semua tanaman di dunia ini sehingga semua menghasilkan untuk kesejahteraan manusia, sehingga manusia bisa mewujudkan keselamatan dunia. Sesajennya yaitu peras, tulung sesayut, tumpeng, bubur gendar, tumpeng agung, panyeneng, tetebus dan serba harum-haruman. Iwak/lauknya guling bebek (atau guling babi). Untuk kayu besar yang akan diupacarai, isikan kain, caniga, gantung-gantungan dan sasat dari janur. Pilihlah tanaman yang sangat berguna bagi kita. Pada Hari Tumpek Wariga ini kita tidak boleh memetik buah-buahan ataupun memotong kayu, selain untuk keperluan Yadnya. Hari raya ini merupakan awal sebelum kita merayakan hari raya Galungan.
Powered by Blogger.
Latest News